Siapa yang sudah vaksin pertama dan vaksin kedua? Kali ini saya akan share sedikit review dan pengalaman saya vaksin pertama di Istora GBK.








Awal mula dapat giliran vaksin pertama gratis di Istora GBK
Waktu itu saya mengisi form yang disebar di grup whatsapp kantor. Isinya ikutan vaksin gratis BUMN di Istora GBK. Karena kantor saya belum mendapatkan giliran vaksin gotong royong, jadi saya isi form tersebut. Sekitar sebulan dapat whatsapp dari Good Doctor kalau saya mendapatkan vaksin pertama gratis BUMN di Istora GBK. Good Doctor bekerjasama dengan Grab dan Kemenkes untuk vaksin pertamanya.
Berikut cara saya mendapatkan jadwal vaksin pertama BUMN di Istora GBK:
- Setelah mendapat whatsapp dari Good Doctor, nanti kita diarahkan untuk mendownload aplikasi Good Doctor.
- Setelah download Good Doctor apps, klik menu vaksinasi Covid-19.
- Saya diarahkan ke banyak teks, pilih Area Vaksin BUMN Istora GBK, pada step ‘Proses penjadwalannya mudah’ klik bagian ‘di sini’. Gunanya untuk skrining persyaratan penerimaan vaksin. Saat ini tersedia juga area lain seperti vaksin Serviam di Santa Ursula.
- Saya diarahkan ke sebuah page yang menyatakan vaksin covid-19 hanya bisa diberikan kalau kita memenuhi persyaratan yang telah ditentukan Kemenkes. Klik button ‘Mulai Sekarang’.
- Ada sekitar 10 pertanyaan yang diajukan dengan 2 button jawaban: ya dan tidak. Lalu saya diarahkan untuk melanjutkan penjadwalan vaksin covid-19 dengan menekan button ‘Klik di sini untuk mendaftar’.
- Di bagian tempat, saya memilih DKI Jakarta dan memilih tanggal dan jam yang saya inginkan. Setelah menentukan pilihan tanggal dan jamnya, tak berapa lama pihak Good Doctor menghubungi saya via whatsapp kembali untuk konfirmasi hari dan jam vaksin pertama saya di Istora GBK.
Setelah dapat jadwal vaksin pertama di Istora GBK, berikut yang saya lakukan di hari H:
- Karena rumah saya cukup jauh dari Istora GBK, saya memutuskan untuk naik commuter. Dengan penuh harap cemas karena risiko penularan besar di commuter.
- Saya turun di stasiun Sudirman dan melanjutkan dengan MRT turun di stasiun Senayan. Sebelumnya saya juga sempat makan siang dulu.
- Saya jalan sedikit sampai di Istora GBK dan diarahkan oleh satpam ke pintu masuk samping untuk vaksin pertama yang ternyata di pintu masuk ke dalam parkiran dan saya daftar dulu dan verifikasi whatsapp dari Good Doctor dan menyerahkan KTP lalu saya dikasih dua lembar kertas oleh petugasnya, saya disuruh mengisi bagian nama, alamat sesuai ktp, nomor ktp, nama perusahaan. Setelah itu saya diarahkan untuk jalan ke tempat verifikasi kedua untuk dikasih stiker vaksin pertama berwarna orange. Lalu saya harus keluar parkiran, jalan kaki naik turun untuk masuk gedungnya, naik tangga, memutari gedungnya, turun gedungnya, berputar ke arah pintu masuk depan.
- Kurang keringetan kayaknya, dari pintu depan, saya masuk kedalam putar-putar ruangan, lalu ngantri, lalu duduk. Sambil diiringi lagu-lagu melow kebangsaan, sambil duduk sambil menunggu giliran masuk ke stadion. Saya baru kali itu masuk ke pintu stadion. Kayaknya itu stadion bulu tangkis?
- Di stadion, saya disuruh menunggu di kursi penonton lagi. Teman saya malah sempat makan sosis karena lumayan lama. Lalu saya disuruh turun dari bangku penonton dan ditanya-tanya lagi untuk pre skrining. Baru setelah itu saya disuruh menunggu dibalik bilik tempat vaksinnya.
- Tenaga kesehatan yang menyuntik vaksin pertama ke saya adalah perempuan. Pas disuntik, saya tidak merasakan sakit sama sekali. Sudah sangat ahli dan saya lihat jarumnya tipis sekali. Vaksin pertama saya di Istora GBK adalah AstraZeneca. Ya, vaksin yang itu, bukan Sinovac, karena Sinovacnya sudah habis. Baca juga review AstraZeneca di website BBC ini dan ini sebagai pertimbangan. Setelah disuntik, saya diberi 2 Sanmol untuk diminum setelah vaksin dan nanti saat akan tidur.
- Setelah disuntik, kita masuk ke ruang observasi selama 15 menit, lalu pulang. Karena mepet dengan waktu tutupnya, jadi saya bisa dengar pada hari itu sekitar tujuh ribuan orang sudah divaksin. Kelihatan sekali lelahnya panitia dan tenaga kesehatan di sana. Mereka anak muda semua dan ada beberapa yang memakai baju RS Persahabatan.
- Setelah selesai semua, kembali saya naik MRT dari stasiun Senayan ke Dukuh Atas, dilanjutkan naik commuter dari stasiun Sudirman. Untunglah commuter tidak ramai walau di gerbong campur. Yaaa cuma enggak ada jaga jarak aja jadinya.
- Saat malam hari, saya mendapatkan sms dari 1199 yang isinya link sertifikat vaksin pertama dan jadwal vaksin kedua AstraZeneca di Istora GBK.
Efek vaksin pertama AstraZeneca di Istora GBK:
- Setelah vaksin sampai malamnya, saya hanya berasa pegal di sebelah kiri atas. Sebelum tidur saya minum sanmol yang diberikan petugas vaksin.
- Jam 2-3 pagi, saya merasa tubuh saya meriang dan menggigil. Saya cek suhu tubuh saya tinggi di angka 38 derajat. Kepala saya sakit diatas alis mata. Parahnya sampai pagi saya tidak bisa tidur nyenyak lagi. Untunglah dirumah masih ada stok paracetamol, sisa obat demam berdarah saya beberapa waktu lalu.
- Paginya, jam 6, suhu tubuh saya tidak turun. Walau saya mencoba sarapan dan berjemur dibawah matahari pagi, saya tidak keringatan. Saya usahakan bergerak juga tetap terasa sama. Kepala saya juga masih pusing sekali. Siangnya setelah makan, saya minum paracetamol lagi dan kali ini lambung saya mulai terasa nyeri.
- Sore sekitar jam 3, suhu tubuh saya malah naik jadi 39. Ibu saya menyarankan agar saya segera ke dokter untuk cek darah dan diperiksa lebih lanjut. Saya juga lapor ke hotline covid-19 119 tentang kondisi saya setelah mendapat vaksin AstraZeneca di Istora GBK.
- Dokter yang memeriksa saya juga mengakui banyak keluhan tentang efek vaksin AstraZeneca. Dia memberi saya Paracetamol dan obat lambung. Saya juga dicek darahnya dan untunglah kondisi darah saya masih normal semua.
- Hari kedua setelah vaksin, saat bangun tidur, tubuh saya mulai bisa bergerak. Saya mencuri tidur sebentar-sebentar, karena kepala yang masih pusing. Efek samping vaksin bisa sampai seminggu menurut 119.
- Hari ketiga setelah vaksin, badan saya mulai terasa agak ringan dan sakit kepala saya hanya berpusat ditengah kepala. Saya sudah tidak demam.
Itulah tadi pengalaman saya vaksin pertama di Istora GBK. Yang lumayan membuat deg-degan adalah efek vaksinnya yang menurut saya berat di badan saya. Badan saya merasa sangat tidak enak, demam tinggi, kepala sakit, saya bahkan tidak berkeringat dan tidak bisa tidur nyenyak. Mirip seperti gejala demam berdarah saya beberapa bulan lalu. Bagaimana dengan pengalaman vaksin pertama dan kedua kamu? Apakah efek sampingnya sama dengan yang saya alami? Apa jenis vaksin yang kamu terima? Cek selalu kondisi kesehatan dan jenis vaksin yang akan kamu terima. Cek juga beberapa artikel saya di link blog ini.
Leave a Reply